Studi Soroti Kesadaran Akan Kerentanan Perempuan Pada Depresi Perimenopause

- 4 Mei 2024, 13:47 WIB
Ilustrasi perempuan hamil
Ilustrasi perempuan hamil /Pixabay/Marncom/

HARIAN BOGOR RAYA - Peneliti Dr. Roopal Desai dalam studinya menyoroti pentingnya kesadaran akan kerentanan perempuan terhadap depresi pada tahap kehidupan tertentu. Termasuk perlunya dukungan dan pemeriksaan guna mengatasi kebutuhan kesehatan mental mereka secara efektif.

“Perempuan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam hidup mereka untuk menghadapi gejala-gejala menopause yang dapat berdampak besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Temuan kami menunjukkan betapa signifikannya penderitaan kesehatan mental perempuan perimenopause selama masa ini,” kata peneliti lain, Profesor Aimee Spector.

Jelasnya, perlu ada kesadaran dan dukungan yang lebih besar demi mengatasi gejala-gejala itu pada perempuan . Juga memastikan mereka menerima bantuan dan perawatan yang tepat baik secara medis, di tempat kerja dan di rumah.

Baca Juga: Polsek Cigudeg Kejar Orangtua Bayi Perempuan yang Ditemukan Warga Tergeletak Tanpa Baju 

Namun, penelitian ini tidak menemukan peningkatan risiko depresi secara signifikan pada tahap pascamenopause dibandingkan wanita pramenopause. Ada keterbatasan tertentu dalam penelitian itu, yaitu kriteria dan ukuran yang digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengevaluasi tahap menopause dan depresi bervariasi sehingga menyebabkan variabilitas pada beberapa hasil. Selain itu, hanya ada penelitian terbatas yang membandingkan tahap perimenopause dan pascamenopause.

Sementara, sebuah studi baru menemukan fakta, wanita memiliki risiko mengalami depresi sebesar 40 persen saat memasuki tahap perimenopaue

Dilansir dari Medical Daily melalui Antara, perimenopause itu periode sebelum seorang wanita mengalami menopause. Ditandai penurunan fungsi ovarium secara bertahap. Biasanya tahap ini terjadi sekitar tiga sampai lima tahun sebelum menopause.

Baca Juga: Dokter Beberkan Keluhan Wanita yang Masuk Masa Menopause

Pada tahap itu, kadar estrogen dan progesteron mulai berfluktuasi sehingga menyebabkan gejala menopause, termasuk perubahan suasana hati dan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah