Dokter Ungkap Kematian Pada Anak-anak Akibat DBD

- 24 Juni 2024, 12:01 WIB
Upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD terus digulirkan Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Dinas Kesehatan.
Upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD terus digulirkan Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Dinas Kesehatan. /Diskominfo/Fir/DS2/Ekp

HARIAN BOGOR RAYA - Kematian pada usia anak-anak sebab DBD itu terjadi lantaran imunitas anak tidak sebaik imunitas usia produktif. Termasuk pengaruh sebab berbagai gejala buruk sering sulit ditemukan pada anak yang mengalami DBD. Pasalnya, sang anak tidak bisa memberikan deskripsi dengan tepat gejala yang dialaminya. Maka, serimg ditemukan anak sudah dalam kondisi kritis.

Saat anak nampak ada gejala DBD ataupun sudah mengalami DBD, sebaiknya orangtua ataupun pihak yang bertanggung jawab merawat anak melakukan komunikasi yang intens dengan anak mengenai apa perubahan yang dialami hingga apa yang dirasakan oleh anak.

"Karena sering tuh ditemukan kalau di Jakarta misalnya, yang ngurusin anak itu baby sitter. Ketika anaknya sakit yang bawa orangtuanya tapi ga tahu kondisinya. Sementara baby sitter yang paling tahu kondisi anak malah tetap tinggal di rumah ga ikut pemeriksaan. Jadi memang sangat penting komunikasi dibangun orangtua dan yang merawat anak di rumah untuk mengetahui kondisi anaknya," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, dr. Imran Pambudi.

Baca Juga: Kasus DBD di Tasikmalaya Meningkat Tiga Diantaranya Meninggal

Adapun beberapa gejala yang menjadi penanda bagi orang tua bahwa anak mengalami perburukan saat DBD di antaranya tidak ada perbaikan kondisi setelah suhu tubuh menurun, anak terus menolak makan dan minum, nyeri perut hebat, lemah, lesu, hingga anak ingin terus tidur.

Lalu di samping itu perlu juga diperhatikan saat anak mengalami perubahan perilaku seperti suka marah-marah, anak terlihat pucat dan tangan serta kakinya dingin, perdarahan, hingga anak tidak buang air kecil lebih dari 4-6 jam.

menyebutkan kewaspadaan orang tua menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi pada anak-anak. Menurutnya Imran kewaspadaan orangtua memahami perubahan yang dialami pada anak diperlukan apabila agar apabila anak mengalami perburukan DBD maka penanganan dari tenaga medis yang tepat bisa lebih cepat didapatkan oleh anak dan mencegah fatalitas dari DBD.

Baca Juga: Studi Ungkap Ibu yang Terkena DBD Saat Hamil dan Dampak Pada Kelahiran Anak

"Orangtua itu harus paham betul sama anaknya, kadang dia tidak bisa mengungkapkan sakitnya apa. Padahal dalam diagnosis dokter sering mengandalkan anamnesis (wawancara medis). Lewat wawancara penyakit bisa terjawab dan tidak harus menggunakan hasil laboratorium. Dengan pertanyaan hampir 60 persen bisa diduga. Sehingga ketika anak DBD orang tua harus tahu kondisi anaknya," kata Imran, dilansir dari Antara.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah