Imbauan Penting Bagi Masyarakat Selitar Gunung Ile Lewotolok

10 Juni 2024, 13:48 WIB
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengingatkan warga Desa Amakaka di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai potensi ancaman aliran lava Gunung Ile Lewotolok. /Foto ilustrasi aliran lava/ Pixabay/

.

HARIAN BOGOR RAYA - Masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona mendapat imbauan dari pihak Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak gunung Gunung Ile Lewotolok. 

Masyarakat Desa Jontona dan Desa Todonara diingatkan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km dari pusat aktivitas gunung Gunung Ile Lewotolok, juga waspada akan potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak gunung Gunung Ile Lewotolok.

Bagi masyarakat Desa Amakaka, pesan pihaknya agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktiiitas dalam wilayah sektoral barat sejauh 3 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.

Baca Juga: Gunung Ile Lewotolok Siaga 3, masyarakat, pengunjung dan wisatawan Diimbau tidak Aktivitas di Radius 2 KM

"Waspada juga potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel.

Badan Geologi pun mengimbau masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak gunung Gunung Ile Lewotolok

Selanjutnya masyarakat Desa Jontona dan Desa Todonara diingatkan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km dari pusat aktivitas gunung, serta mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak gunung.

Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Muntahkan Lava Pijar Sejauh Dua Kilometer

Sedangkan bagi masyarakat Desa Amakaka, Badan Geologi berpesan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral barat sejauh 3 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.

"Waspada juga potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas," kata Jeffry mengingatkan.

Sebutnya, aktivitas kegempaan dari Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai mengalami penurunan.

"Secara umum jumlah gempa menunjukkan penurunan cukup signifikan bila dibandingkan periode satu minggu sebelumnya," katanya. 

Baca Juga: Kembali Marapi Semburkan Abu Vulkanik dan Lava Pijar

Berdasarkan data kegempaan periode 1-7 Juni 2024, tercatat ada 7 kali gempa Letusan/Erupsi, 2.463 kali gempa Hembusan, 11 kali gempa Vulkanik Dangkal, 3 kali gempa Vulkanik Dalam, 2 kali gempa Tektonik Lokal, serta 4 kali gempa Tektonik Jauh.   

Menurut Jeffry, jumlah itu mengalami penurunan bila dibandingkan dengan data kegempaan pada periode 23 Mei-1 Juni 2024. Pada periode yang lalu, Gunung Api Ile Lewotolok tercatat mengalami 64 kali gempa Letusan/Erupsi, 3.128 kali gempa Hembusan, 25 kali gempa Vulkanik Dangkal, 11 kali gempa Vulkanik Dalam, 4 kali gempa Tektonik Lokal, serta 4 kali gempa Tektonik Jauh.

Ia mengatakan Gempa Vulkanik Dangkal dan Dalam memang masih terekam, namun tidak signifikan. Kemunculan gempa-gempa Vulkanik ini mengindikasikan adanya tekanan atau stres pada tubuh Gunung Ile Lewotolok yang berkaitan dengan suplai fluida magmatik dangkal dan dalam.

Baca Juga: PVMBG Imbau Warga Kereng Lewotobi Jauhi Wilayah Arah Aliran Lava Pijar

"Tremor menerus juga terekam dengan amplitudo rata-rata menurun bila dibandingkan dengan periode sebelumnya," ucap Jeffry.

Jeffry menjelaskan Badan Geologi masih mempertahankan tingkat aktivitas Gunung Api Ile Lewotolok pada Level III atau Siaga. Oleh karena itu, masyarakat, pengunjung, pendaki, dan wisatawan direkomendasikan untuk tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler