Hanya Bermodal Nekat, Belajar dari Kisah Haru Syamsuar Tukang Sol Sepatu Yang Tak Pernah Mengeluh

- 7 Maret 2023, 21:52 WIB
Syamsuar tengah sibuk memperbaiki sepatu pelanggan di lapaknya (Foto: RRI/Ikhwan Wijaya)
Syamsuar tengah sibuk memperbaiki sepatu pelanggan di lapaknya (Foto: RRI/Ikhwan Wijaya) /

HARIAN BOGOR RAYA - Usia bukanlah halangan untuk mencari rezeki dan menghidupkan keluarga, seperti yang dilakukan Syamsuar meskipun usianya tidak muda lagi ia yakin akan kebaikan Tuhan yang tak pernah henti untuk umatnya.

Pria berusia 73 tahun ini tampak tekun menunggu pelanggannya untuk menjahit sepatu, dengan perlatan seadanya ia begitu cekatan menjahit sepatu pelanggannya.

Dengan jari jemari yang terkadang bergetar lantaran usianya yang mempengaruhi kekuatan fisiknya namun Syamsuar tak pernah merasakan lelah ataupun mengeluh baginya  pekerjaan ini harus ia lakukan dengan ketulusan dan penuh syukur.

Baca Juga: Balada Kamar 15, Kisah Pilu Sang Maestro Tonny Koeswoyo

Meskipun setiap hari ia harus berjalan kaki dari rumahnya yang berjarak lumayan jauh  menuju lapaknya sebagai penjahit sepatu atau sol sepatu di Pasar Tengah.

Ia memulai aktivitas sebagai tukang sol sepatu sejak pukul 08.30 WIB hingga waktu ashar atau sekitar pukul 15.00 WIB, dengan sabar dan penuh harap ia tekuni usaha ini dilapaknya tanpa mengeluh dan putus asa menunggu pelanggannya.

"Kalau buka mah ada saja yang datang, namanya juga hidup. Kadang ada, kadang juga enggak," kata Syamsuar, dikutip Harian Bogor Raya dari RRI Selasa 7 Maret 2023.

Baca Juga: Kisah Haru Rahmat, Antar Ayah ke Rumah Sakit Sejauh 130 KM Gunakan Bentor

Meski sudah lima puluh tahun Syamsuar menekuni profesi sebagai tukang sol sepatu, setengah abad ia lakukan pekerjaan ini untuk menghidupi keluarganya namun masih terlihat bersemangat, wajahnya yang mulai keriput menandakan ia harus lebih bijak dalam mengarifi kehidupan yang ia jalani.

Bahkan menurutnya ia tak mau berhenti dari pekerjaannya sebagai tukang sol sepatu, selama masih kuat bekerja ia bertekad akan tetap membuka lapaknya.

"Keahlian saya turun dari ayah. Dahulu ayah punya usaha pembuatan sepatu di Padang," ujar Syamsuar.

Baca Juga: Kisah Perkampungan Ilegal Milik WNI di Kawasan Nilai Spring Malaysia

Kilas balik kebelakang saat ia memulai usahanya ini sejak usia 23 tahun, saat itu ia bercerita hanya modal nekat dan keyakinan, ia berprinsip selama ada kemauan pasti ada jalan.

Belajar dari kisah Syamsuar banyak yang harus kita petik bahwa dalam melakukan apapun haruslah diyakini kepada Tuhan dan dengan semangat bahwa Tuhan akan memberikan jalan.***

Editor: UG Dani


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x