Bukan Hanya Indonesia, 3 Negara Lain di Dunia Kecam Pembakaran Alquran di Swedia

23 Januari 2023, 17:16 WIB
Ekstremis sayap kanan Stram Kurs Rasmus Paludan membakar Al-Quran dalam demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki di Swedia. /Reuters/TT NEWS AGENCY/

 

Harian Bogor Raya - Negara Iran angkat suara terkait kasus pembakaran Alquran di Swedia melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negerinya, Nasser Kanaani.

Terkait kasus pembakaran Alquran, Iran menduga unjuk rasa yang dilakukan oleh Rasmus didukung beberapa negara Eropa berkedok kebebasan berpendapat. 

Masih terkait pembakaran Alquran, ia menyayangkan gerakan tersebut lantaran dinilai dapat menyulut meluasnya Islamofobia. 

Baca Juga: Pemegang KIS BPJS Bisa Dapat 4 Bansos Ini di Tahun 2023, Simak Ketentuannya

“Telah membiarkan para ekstremis dan kelompok radikal menyebarkan kebencian terhadap kesucian dan nilai-nilai Islam,” kata Nasser.

Nasser menanggapi kasus pembakaran Alquran di Swedia usai mengetahui bahwa aksi pembakaran Alquran yang dilakukan Rasmus sebelumnya telah mendapat izin dari pemerintah Swedia serta dilindungi oleh polisi setempat. 

Secara tegas, Nasser mengatakan bahwa pembakaran Alquran sama sekali tidak merepresentasikan kebebasan berpendapat.

Baca Juga: Pembakaran Alquran di Swedia, Kemlu RI Beri Kecaman Keras

"Tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara dan berpikir,” tuturnya.

Dia berharap pemerintah Swedia tak membiarkan hal serupa terjadi kembali di kemudian hari. Lebih lanjut, Juru Bicara Kemenlu Iran ini mendesak aksi serupa diganjar dengan hukuman yang setimpal.

Setelah Iran, Kuwait juga bereaksi atas peristiwa pembakaran Alquran di Stockholm, Swedia.

Baca Juga: Pelaksanaan Pengamanan Perayaan Imlek di Hok Tek Bio Dewa Rezeki Babakan Madang

Menurut Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Salem Abdullah Al-Jaber Al Sabah, tindakan Ramus terkait pembakaran Alquran itu merupakan provokasi serius yang harus dihentikan dengan segera.

"Menyakiti perasaan umat Islam di seluruh dunia, sekaligus merupakan provokasi serius. Menlu mendesak komunitas internasional untuk memikul tanggung jawab dengan menghentikan menghentikan tindakan yang tidak dapat diterima semacam itu serta mengecam segala bentuk kebencian dan ekstremisme, juga mengadili para pelaku," katanya lewat pernyataan yang dikutip kantor berita Kuwait, KUNA.

Perlu diketahui, aksi ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan membakar Alquran di depan Kantor Kedutaan Turki di Stockholm memicu kecaman keras dari sejumlah negara, seperti Indonesia, Iran, dan Kuwait. 

Baca Juga: Si Manis dari Bogor 'Dodol Tenjo' Cocok Buat Oleh-oleh, Begini Lho Cara Bikinnya

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia pun mengutuk tingkah politikus garis keras lantaran mengingkari prinsip kebebasan berpendapat yang semestinya harus diiringi dengan tanggung jawab.

Melalui pernyataan tertulis, Kemlu RI menilai apa yang dilakukan Pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) tidak mencerminkan sikap tenggang rasa dan berpotensi mengganggu kerukunan umat beragama.

“Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Alquran oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia, di Stockholm. Aksi penistaan kitab suci ini telah melukai dan menodai toleransi umat beragama. Kebebasan ekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab," tuturnya.

Baca Juga: Vaksin Dosis Booster Kedua, Berikut Daftar Vaksinnya

Tak hanya negara-negara lain, Turki sebagai negara yang 'salah satu rumahnya' dipakai untuk aksi pembakaran Alquran mengecam keras aksi Rasmus dan menyebutnya sebagai serangan keji.

"Kami mengecam sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami, Alquran, di Swedia pada hari ini (21 Januari), meski sebelumnya telah kami peringatkan," kata Kemenlu Turki.***

Artikel ini telah terbit di Pikiran Rakyat dengan judul Ajak Komunitas Internasional Kecam Pembakaran Al-Qur'an, Menlu Kuwait: Ini Provokasi Serius

Editor: Maryam Purwoningrum

Tags

Terkini

Terpopuler