Pengamat Ungkap Dampak Resesi Eropa di Indonesia

- 8 Juli 2023, 13:35 WIB
Ilustrasi resesi./ Freepik starline/
Ilustrasi resesi./ Freepik starline/ /

Baca Juga: Kemdikbudristek Tetapkan 12 Objek di Indonesia Sebagai Cagar Budaya Nasional

"Kita fokus pada pasar-pasar yang masih bertumbuh baik seperti India. Oleh karena itu kita fokus pada aksesibilitas melalui konektivitas. Tiongkok secara khusus yang sedang tumbuh berkembang, pasar Australia juga masih sangat menjanjikan," ujar Sandiaga.

Mulai mengepakkan sayap untuk terbang ke titik paling tinggi, konektivitas langsung Indonesia menuju beberapa negara terus diperkuat. 

Terbaru, rute Denpasar, Bali, menuju Port Moresby, Papua Nugini, yang beroperasi pada 2 Juli 2023 diharapkan turut meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata, sehingga turut berdampak pada perekonomian masyarakat dan pendapatan devisa negara.

Baca Juga: 3 Resep Menu Daging Sapi di Indonesia untuk Ide Menu Masakan saat Idul Adha

Meski kabut resesi semakin mendekat, Menparekraf justru meyakini target 8,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2023 bakal tercapai.

 Kemenparekraf mengupayakan calon wisatawan yang terdampak resesi ini justru memanfaatkan momentum ini untuk melakukan aktivitas wisata atau penyegaran jiwa yang dikenal dengan istilah healing.

 Sementara itu, bila menilik data kunjungan wisman Eropa pada April 2023, Kemenparekraf justru mencatat tren positif. Dalam daftar lima besar, Inggris menduduki peringkat pertama dengan jumlah kunjungan 29.555, disusul Prancis sebanyak 20.970 kunjungan.

Baca Juga: Erick Thohir Sampaikan Kemungkinan FIFA Tunjuk Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U 17 

Jerman yang dikenal sebagai negara industri juga tercatat menyumbang 20.496 kunjungan, sedangkan Belanda mencatatkan sebanyak 18.185 kunjungan, dan Rusia sebanyak 11.619 kunjungan.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah