Kisah Rasulullah SAW Pernah Sedih Belum Dapat Wahyu Hingga Jibril Bawa Wahyu Soal Insya Allah

25 Maret 2023, 13:12 WIB
Ikustrasi kaligrafi Rasulullah SAW /

HARIAN BOGOR RAYA - Rasulullah SAW pernah sedih karena belum mendapatkan wahyu yang menjadi jawaban bagi pertanyaan kafir quraisy, sementara penduduk Makkah ramai membicarakannya.

Lalu Malaikat Jibril pun datang membawa wahyu Alquran surat Al-Kahfi ayat 23 dan 24 kepada Rasulullah SAW yang artinya, “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: 'Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut) Insya Allah.”

Lalu, bagaimana kisah awal hingga Rasulullah SAW sedih? Nah, suatu hari beberapa orang kafir Quraisy datang kepads Rasulullah SAW. Kafir Quraisy itu pun bertanya 3 hal. Pertama, soal beberapa pemuda yang pergi meninggalkan kaumnya.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Shalat Hari Ini Sabtu 25 Maret 2023 Untuk Wilayah Jakarta dan Sekitarnya

Kedua, soal seorang lelaki yang melanglang buana sampai ke belahan timur dan barat. Ketiga, soal roh. Rasulullah SAW menjawab, “Besok aku akan menjawab pertanyaan kalian.”

Rasulullah SAW saat itu berharap dalam waktu dekat akan datang wahyu dari Allah SWT. Sehari berlalu, Rasulullah SAW tidak menerima wahyu. Hingga 15 hari wahyu tidak turun.

Selain wahyu tersebut, Malaikat Jibril juga menyampaikan wahyu lain kepada Rasulullah SAW untuk menjawab 3 perkara yang ditanyakan.

Baca Juga: Anjuran Mengisi Malam Ramadan Dengan Banyak Mengingat Allah

QS. Al-Kahfi ayat 9 sampai 25 untuk menjawab perkara pertama. Sedangkan QS. Al-Kahfi ayat 93 sampai 99 menjawab perkara kedua, dan QS. Al-Isra’ ayat 85 untuk menjawab perkara ketiga.

Insya Allah pernah diucapkan oleh Bani Israil ketika mereka diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih sapi betina.

Hal tersebut diabadikan oleh Allah SWT dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 70 yang berbunyi, “Mereka berkata: 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami Insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."

Baca Juga: Trik Tetap Bugar dan Tidak Mudah Lemas Saat Puasa di Bulan Ramadan

Nabi Yusuf AS pernah mengucapkan insya Allah ketika keluarganya memasuki negeri Mesir, sebagaimana dalam QS. Yusuf ayat 99, “Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapaknya dan dia berkata, 'Masuklah kamu ke negeri Mesir, Insya Allah dalam keadaan aman'.”

Tak hanya itu, Nabi Musa AS juga pernah mengucapkan insya Allah ketika ingin menemani seorang shaleh bernama Khidir sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Kahfi ayat 69, “Musa berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.”

Insya Allah pernah juga diucapkan oleh Nabi Syu’aib AS ketika hendak menikahkan anak perempuannya kepada Nabi Musa AS.

Baca Juga: Menyegerakan Berbuka Saat Datang Waktunya Sangat Dianjurkan

Hal tersebut tertulis dalam Al-Qur'an surat Al-Qashash ayat 27 yang berbunyi, “Berkatalah dia (Syu'aib): Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik.”

Ucapan insya Allah pernah dilontarkan oleh Nabi Ismail AS ketika akan disembelih oleh ayahnya, Nabi Ibrahim AS, atas perintah Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam QS. Ash-Shaffat ayat 102, “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu. Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Selain ayat Al-Qur'an ada juga beberapa dalil hadis yang memuat kalimat insya Allah. Dalam hadits riwayat muslim terkait puasa tasu’a dan asyura, Rasulullah SAW bersabda, “Insya Allah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram).”

Baca Juga: Dokter Sarankan Hindari Makanan-Minuman Tertentu Saat Sahur dan Berbuka Puasa, Utamakan Bergizi dan Sehat

Setiap kali Rasulullah SAW menjenguk orang sakit, maka beliau akan mengatakan kepadanya, "Tidak apa-apa, insya Allah baik-baik saja,” (H.R. Bukhari).

Dalam hadis riwayat Bukhari dikisahkan bahwa ketika Rasulullah SAW berada di Tha`if (mengepung penduduk Tha'if), beliau bersabda, "Insya Allah besok kita akan kembali pulang."

Dalam doa melewati kuburan (H.R. Ibnu Majah) dan doa buka puasa (H.R. Abu Daud) juga ada ucapan insya Allah.

Baca Juga: Tadarus di Bulan Ramadan, Bagaimana Pahalanya

Berdasarkan dalil-dalil Al-Qur'an dan hadis di atas sudah jelas bahwa kalimat insya Allah (jika Allah menghendaki) disunnahkan untuk diucapkan oleh seorang muslim tatkala menjanjikan sesuatu yang realisasinya pada masa yang akan datang.

Yang dimaksud masa datang dalam hal ini bisa beberapa tahun ke depan, beberapa bulan ke depan, beberapa minggu ke depan, beberapa hari ke depan, beberapa jam ke depan, bahkan satu detik ke depan itu sudah masa datang.

Janji yang diucapkan oleh seorang muslim dengan menyisipkan kalimat insya Allah akan bernilai pahala apabila diucapkan dengan ikhlas hanya mengharap ridho dari Allah SWT.

Baca Juga: Deretan Manfaat Puasa Bagi Kesehatan dan Tubuh

Janji bagi seorang muslim wajib untuk dipenuhi karena nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Isra’ ayat 34, “Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”

Manusia sebagai makhluk yang lemah hanya bisa berusaha semaksimal mungkin memenuhi janjinya. Perihal realisasi janji kita di masa datang, tidak ada seorang pun yang tahu kecuali Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Luqman ayat 34, “Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.”

Baca Juga: Lirik Lagu Bimbo Sajadah Panjang Temani Suasana Ramadan

Jadi janji seorang muslim yang diikuti kalimat insya Allah menandakan bahwa seorang muslim sadar akan kelemahan dirinya dan meyakini adanya Allah SWT yang Maha Mengetahui dengan pasti kejadian di masa datang. Wallaahu a’lam. (Dosen Program Studi Statistika Unisba/Aceng Komarudin Mutaqin).***

Artikel ini telah terbit di Pikiran Rakyat dengan judul Makna InsyaAllah Menurut Islam, Ketahui Dalil dan Hukumnya

Editor: Maryam Purwoningrum

Tags

Terkini

Terpopuler