Kisah Yusha, Musisi Jepang Nyanyikan Lagu-lagu Nasyid dan Selawat

13 Maret 2024, 16:58 WIB
Yusha /Yusha /Yusha Channel

HARIAN BOGOR RAYA - Yusha mencoba mempelajari nada-nada Islami melalui nasyid dan selawat. Ia pun mengaku tetap ingin berkarya di dunia musik.Hal itu ia lakukan sejak menjadi Muslim.

“Saya belajar nasyid Arab dan Indonesia. Kadang-kadang saya juga menggubah nasyid sendiri atau menerjemahkannya ke dalam Bahasa Jepang,” katanya.

Yusha menyanyikan nasyid dari panggung ke panggung di Jepang. Ia pun mengunggah beberapa video klip serta karyanya di saluran YouTube Yusha Channel.

Baca Juga: Jumlah Orang Asing Dengan Status Pekerja Tumbuh Lambat, Pemerintah Jepang Ungkap Rencana

Tak hanya bernyanyi, Yusha juga mengiringi lagunya dengan alat musik tradisional Jepang, seperti saat melantunkan Salawat Badar.

Lagu-lagu yang dinyanyikan ulang dalam Bahasa Jepang, di antaranya karya musisi Muslim asal Swedia Maher Zain seperti “Palestine Will Be Free”, musisi religi Indonesia Opick lewat lagunya “Ramadhan Tiba” yang diterjemahkan menjadi “Ramadhan Kita”.

“Saya juga sudah izin dengan Opick saat dia konser di Tokyo, untuk meng-cover lagu-lagunya dalam Bahasa Jepang. Alhamdulillah,” katanya.

Baca Juga: Kondisi Terkini Dampak Gempa di Jepang, Sedikitnya 565 Orang Mengalami Luka-luka dan 202 Korban Jiwa

Salah satu lagu ciptaanya yang bercerita tentang kisah mengenal Islam di Maroko adalah “Assalam Alykum”.

Ia juga kerap membawakan lagu-lagu tersebut bersama Yumiko, istrinya yang merupakan warga negara Indonesia.

Musisi itu juga kerap berkolaborasi dengan imam masjid di Jepang untuk melantunkan nasyid. Selain bersolo karier, dia juga tergabung dalam grup nasyid Jepang yang dikenal dengan Al Ahibah .

Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Piala Dunia U-17 Timnas Indonesia vs Timnas Maroko Penentu Nasib

Yusha menuturkan tujuan menyanyikan lagu-lagu dalam Bahasa Jepang agar lagu-lagu religi juga dapat dinikmati oleh warga Jepang selain sebagai jalan dakwah melalui hal yang dicintainya itu.

“Orang Jepang itu cenderung tidak suka dengan hal-hal yang berbau religi atau sesuatu yang religius. Tetapi, teman-teman lama saya yang bukan Muslim bisa menikmati lagu-lagu nasyid ini,” katanya.

Dia berharap dengan karyanya, orang-orang Jepang dapat mengenal Islam serta menjembatani hubungan warga Jepang dan Indonesia supaya semakin erat.

Baca Juga: Riwayat Gempa di Maroko, dari Marrakesh Ingat ke Gempa Dahsyat di Agadir

Selain berkarya lewat musik, dia juga tengah menempuh pendidikan S2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

“Insya Allah saya kembali ke Indonesia setelah Ramadan,” katanya.

Dia mengatakan akan tetap menjadikan musik menjadi jalan dakwahnya meskipun sebagian Muslim menganggap musik itu haram.

Baca Juga: Gempa di Maroko, PBB Ungkap Hal Penting

“Sebelum memeluk Islam, pekerjaan saya adalah musisi. Musik bagi saya adalah proyek seumur hidup, bahkan saat saya menjadi muslim, itu tidak akan berubah. Ini adalah jalan saya, mengenalkan Islam lewat musik,” katanya.

Yusha sendiiri adalah musisi Jepang yang gemar melantunkan nasyid dan menyanyikan ulang (cover) lagu-lagu Islami serta salawat dalam Bahasa Jepang.

Kepada Antara di Tokyo, Rabu, Yusha bercerita mengenai ketertarikannya pada Islam bermula saat dia melancong ke Maroko pada 2018 dan mendengar lantunan ayat suci Alquran di dalam taksi.

Baca Juga: Kisah Asmar, Pemuda Palestina Pengajar Tajwid Alquran Bagi Warganet Asia Tenggara di TikTok

“Saya sedang traveling selama satu tahun . Waktu itu, saya mendengar suara yang indah dari dalam taksi kemudian saya bertanya ke sopir suara apa itu. Dia menjawab itu adalah lantunan ayat Alquran,” tuturnya.

Lantunan ayat-ayat Ilahi itulah merupakan awal mula Yusha memeluk agama Islam dalam perjalanannya di Maroko.

“Dari situ saya tertarik untuk belajar Alquran dan kemudian memeluk Islam,” katanya.

Baca Juga: Kanselir Jerman Olaf Scholz Curhat Soal Perasaan Umat Islam dan Kondisi di Gaza Palestina

Yusha mengaku musik adalah hasratnya yang tak bisa dipisahkan. Karena itu, dalam perjalanannya, dia juga membawa gitar, bernyanyi di hotel, restoran bahkan di jalanan.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler