Dokter Ungkap Peningkatan Bagi Pasien Kanker dari Metode Pengobagan Transpalantasi Sel Punca

23 April 2024, 10:21 WIB
Ilustrasi kanker sarkoma. Kenali gejala dan pengobatannya /Pixabay/PDPics

HARIAN BOGOR RAYA - Metode pengobatan transplantasi sel punca menunjukkan peningkatan signifikan pada pasien kanker dalam survival rate lima tahun. Lebih tepatnya, yaitu sebanyak 56 persen daripada pasien kanker yang tidak menjalaninya sebanyak 10 persen. Hal ini membuktikan adanya potensi besar dalam perawatan penyakit kanker.

"Kira-kira ini bisa menjadi salah satu usaha. Kalau dulu mungkin banyak yang kemoterapi lalu sukses, tapi langsung relapse (kambuh), setelah relapse nanti tidak bisa ditolong, meninggal, dan sebagainya, ini mempunyai waktu relapse yang mungkin lebih panjang," ucap Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Budi Setiawan.

Demi cegah kanker, masyarakat dianjurkan agar menjaga kesehatan dengan memperhatikan pola makan diri dan keluarga, serta aktivitas fisiknya agar bisa cegah terjadinya kanker darah.

Baca Juga: Anjuran Penting Bagi Masyarakat Agar Bisa Mencegah Kanker Darah

Masyarakat pun didorong agar melakukan deteksi dini kanker agar diketahui sejak stadium awal guna mempermudah proses pengobatan.

Masih kata dia, metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell.

"Sel punca ini adalah sel mula-mula dari manusia, dia bisa tumbuh menjadi sel apa. Kalau dia ditempatkan di sumsum tulang, dia bisa juga membentuk sel-sel baru yang sehat," katanya dalam diskusi tentang kanker darah yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Baca Juga: Dokter Ungkap Fakta Prevalensi Usia Perokok Turun Hingga Kanker Paru-paru

Budi memaparkan proses pengobatan kanker darah dengan sel punca diawali dengan menghilangkan sel ganas yang terletak pada sumsum tulang pasien terlebih dahulu, agar sel yang akan ditransplantasi tidak tercampur dengan sel ganas.

Setelah menghilangkan sel ganasnya, lanjut dia, dokter akan mencangkokkan sel punca ke bagian sumsum tulang agar sel yang dicangkokkan dapat tumbuh menjadi sel baru yang tidak merusak.

"Jadi, sel darah yang sudah rusak dari pasien kanker itu dibuang, kemudian dimasuki stem cell atau sum-sum tulang yang sehat tadi. Harapannya, stem cell yang sehat ini tumbuh, tapi tumbuhnya menjadi yang sehat, tidak yang kanker," ujarnya.

Baca Juga: Gejala Kanker Paru-paru yang Kadang Tidak Disadari

Terkait sel punca yang digunakan, Budi menjelaskan sel punca dapat bersumber dari diri pasien sendiri maupun orang lain yang mendonorkan.

Jika pasien ingin melakukan pengobatan menggunakan sel puncanya sendiri, jelasnya, maka pasien harus dipastikan sehat dan bebas atau remisi dari kanker. Sedangkan jika sel punca bersumber dari donor, maka sel punca yang didonorkan harus dipastikan cocok sepenuhnya dengan sumsum tulang penerima.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler