Diabetes Tipe 2 Pada Anak Meningkat, IDAI Buka-bukaan Sebaran Kasus Diabetes Tipe 2 Pada Anak

- 9 Februari 2023, 15:19 WIB
Ilustrasi diabetes anak.
Ilustrasi diabetes anak. /Pixabay/Myriams-Fotos/

HARIAN BOGOR RAYA - Berbagai pemicu membuat kasus diabetes tipe 2 pada anak meningkat.

Salah satu pemicu kasus diabetes tipe 2 pada anak adalah faktor jajanan di lingkungan sekitar. 

Ditambah, masih terkait kasus diabetes tipe 2 pada anak, sejauh ini tak ada aturan terkait pembatasan gula pada jajanan yang dikonsumsi anak.

Baca Juga: Sambutan Presiden Jokowi di Perayaan HPN 2023 Ceritakan Pengalaman Kedekatannya Dengan Media

Kasus diabetes anak usia 0 hingga 14 pada 2023 meningkat 70 kali lipat dibandingkan 2010. 

Catatan pun menyebutkan, 1.645 pasien anak penderita diabetes tersebar di 13 kota, yakni Kota Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, Makassar, dan Manado.

Dari jumlah anak penderita diabetes tersebut, paling banyak dialami anak dengan rentang usia 10-14 tahun sebanyak 46,23 persen. Kemudian, 31,05 persen lainnya berusia 5-9 tahun, 19 persen berusia 0-4 tahun, dan 3 persen diderita anak usia lebih dari 14 tahun.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Polri Lakukan Pengawasan Intensif di Media Sosial

Demikian diungkap Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

Contohnya pada siswa kelas 6 SD di Kabupaten Tangerang, Anindya (11). Ia mengaku sering minum minuman manis yang mudah didapatnya di kantin sekolah. Minuman manis tersebut dijual dengan harga mulai dari Rp1.000. Minuman manis tersebut dikonsumsinya hampir setiap hari.

“Enggak dilarang kok (sama orang tua),” ucapnya.

Baca Juga: Woww Akhirnya Skywalk Kebayoran Lama dan Velbak Jaksel Dipastikan Tidak Jadi Berbayar

Tidak hanya Anindya, teman-temannya pun juga kerap mengonsumsi minuman jenis serupa. Minuman manis itu awalnya dalam bentuk saset, dan kemudian diberi air dan tambahan es batu. Minuman tersebut dengan mudah dapat ditemukan tidak hanya di kantin sekolah, tetapi juga di luar kantin.

Bahaya Jajanan Anak

Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, jajanan yang tidak bergizi, kaya akan gula, serta karbohidrat memang dengan mudah ditemukan di sekitar anak. Namun, dalam jangka panjang akan berdampak pada kesehatan mereka.

“Makanan yang minim nutrisi tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit sindrom metabolik,” katanya.

Baca Juga: Apa Itu Childfree? yang Disebut Gitasav Bikin Awet Muda, Jadi Antiaging Alami dan Anti Keriput

Sindrom metabolik merupakan gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan yang berkaitan dengan berbagai peningkatan risiko penyakit diantaranya penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Tidak hanya minuman manis dengan harga murah yang mudah ditemukan, minuman manis boba dengan harga premium juga kaya akan kandungan gula.

Studi nutrisi yang diterbitkan National Center for Biotechnology Information (NCBI) menunjukkan satu gelas minuman kekinian dengan ukuran 16 ons melebihi batas atas asupan gula tambahan yang direkomendasikan oleh Komite Penasihat Pedoman Diet Amerika Serikat (AS) 2015.

Baca Juga: Lirik dan Chord Itaneng Tenri Bolo, Lagu Bugis Viral di TikTok

Satu gelas minuman boba tersebut dapat menghasilkan total kalori jauh di atas 16 persen dari total asupan energi.

 Begitu juga dengan es krim kekinian yang saat ini menjamur dan mudah ditemukan di berbagai daerah. Dalam satu gelas minuman boba sundae terkandung dari 260 takaran saji, memiliki kandungan kalori 364 kkal.

Selain itu, ada juga makanan tinggi kadar lemak yang mudah ditemukan di sekitar anak. Para orangtua dengan mudah menyajikannya dengan alasan praktis.

Baca Juga: Gempa di Turki dan Suriah Menjadi Perhatian Beberapa Negara, Sejumlah Regu Penyelamat Dikerahkan

Piprim Basarah Yanuarso menjelaskan, jika anak sedari awal terus menerus diberi makanan tinggi indeks glikemik, dapat secara cepat meningkatkan gula darah dan menurunkannya kembali secara drastis.

Dampaknya, insulin akan diproduksi terus menerus dan tinggi kadarnya di dalam darah, sehingga mengakibatkan pankreas bekerja ekstra dan menyebabkan diabetes.

Gaya hidup yang kurang bergerak seperti bermain gawai, juga turut mempengaruhi kesehatan anak serta mempercepat terjadinya penyakit generatif, penuaan dini karena terjadinya inflamasi kronik.

Baca Juga: Pengakuan Kepala Desa Tanjungsari Tasikmalaya Soal Kehadiran Segerombolan Monyet Ekor Panjang

Tak heran, diabetes tipe 2 yang biasanya dialami orang dewasa berusia 40 tahun ke atas, kini juga banyak menyerang remaja.

Bahaya Susu Kental Manis

Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, dr. Tan Shot Yen mengatakan, kandungan gula yang tinggi pada susu kental manis juga dapat menyebabkan diabetes.

Hal itu disebabkan kental manis mengandung tambahan gula yang tinggi dan protein yang sangat rendah, sehingga minim zat gizi bermanfaat

Baca Juga: Tidak Ada Salahnya Menjaga Kesehatan, Ini Menurut dr Spesialis Resiko Saraf Bagi Kaum Muda

Dia mengatakan, 45 gram susu kental manis yang diencerkan hingga 150 cc untuk satu kali minum bisa mengandung kurang lebih 20 gram gula.

Padahal, World Health Organization (WHO) telah menekankan konsumsi gula pada orang dewasa sebaiknya tidak lebih dari 25 gram dalam sehari.

Lebih lanjut, dia mengemukakan, mau dikonsumsi dalam bentuk apapun, susu kental manis tetap saja bisa membahayakan tubuh.

Baca Juga: Update Harga Terbaru Samsung Galaxy S22 Ultra 5G Februari 2023, Sekarang Dibanderol Segini

Baik itu hanya dijadikan sebagai topping, pelengkap, atau campuran pada makanan maupun minuman.

“Sejauh ini tidak tahu apa fungsi dari susu kental manis. Cuma buat ramai-ramai saja. Jadi ngeri apabila makanan ini dianggap lumrah walaupun tidak dipakai untuk diseduh dan dijadikan susu," kata Tan Shot Yen.

Dia menyampaikan, konsumsi susu kental manis dalam jangka panjang dan rutin bisa menyebabkan anak-anak berisiko mengalami obesitas dan diabetes. Kondisi itu dapat menyebabkan mekanisme insulin menjadi terganggu dan sel akan menjadi resisten terhadap efek insulin. 

Baca Juga: Mengenal Dalban Daram, Mangga Khas Kabupaten Bekasi Mirip Mangga Cengkir

“Konsumsi gula secara berlebihan menyebabkan tubuh memerlukan lebih banyak insulin untuk menjaga kadar glukosa dalam darah tetap normal,” ujar Tan Shot Yen, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Kamis, 9 Februari 2023.

Seseorang yang mengalami resistensi insulin memiliki kadar insulin dalam darah yang lebih banyak. Kadar insulin yang meningkat dapat menyebabkan banyak glukosa dalam aliran darah yang disimpan dalam sel lemak sehingga tubuh menjadi cepat gemuk dan bisa menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi yang meningkatkan risiko diabetes, terutama diabetes tipe 2.

 Mengingat dampak dari diabetes, maka tak heran sejumlah negara di dunia menyatakan “perang” dengan diabetes. Singapura contohnya, sejak Oktober 2019 telah mengeluarkan larangan iklan minuman manis dalam kemasan dan mencantumkan label tidak sehat di kemasan.

Baca Juga: Hanya 1 Jam Perpanjangan SIM Selesai, Simak Lokasi Layanan SIM Keliling Hari Ini Untuk Bekasi dan Tangsel

Begitu juga Spanyol juga melarang iklan minuman manis, es krim dan cokelat untuk memerangi obesitas dan diabetes pada anak sejak 2021. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia mungkin sudah saatnya bisa mengikuti jejak negara lain dalam memerangi diabetes pada anak.***

Artikel ini telah terbit di Pikiran Rakyat dengan judul Waspada Jajanan Penyebab Diabetes Anak dan Bahaya Kandungan Gula di Susu Kental Manis

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x