Network
HARIAN BOGOR RAYA - Jika anak mempunyai kaki rata dengan kasus otot belakang tumit (achilles) pendek, maka perlu ada perawatan khusus dengan konsultasi ke dokter guna dapat penanganan profesional. Termasuk jika kaki ceper yang rigid atau kaku yang ditandai dengan tidak adanya lengkungan saat jinjit.
“Jika memiliki achilles yang pendek, otot belakang tumit itu pendek, itu butuh latihan khusus, cara mengetahuinya sebaiknya dikonsultasikan ke dokter untuk mengetahui apakah anaknya memiliki flat foot dengan otot di belakang tumit yang pendek,” ucap dkter spesialis orthopaedi dan traumatologi RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Muhammad Deryl Ivansyah.
Ujarnya, seseorang yang sering menggunakan kaki terutama penekanan pada tumit untuk olahraga, bisa menjadi salah satu faktor cedera pada kaki dan terjadi nyeri pada kaki yang rata.
Baca Juga: Wawasan Menarik Soal Kebiasaan Goyang-goyang Kaki Saat Duduk
“Terutama pada olahraga yang menggunakan penekanan pada tumit seperti melompat-lompat, lari, tentunya itu akan memberikan beban yang banyak pada tumit atau kaki sehingga nyeri,” kata Deryl, dilansir dari Antara.
Kaki ceper atau flat feet, katanya, itu kondisi telapak kaki rata dengan permukaan lantai atau tanah. Flat feet termasuk keadaan kaki yang normal dan tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari karena manusia diberikan keunikan bentuk kaki yang berbeda-beda, selama tidak ada keluhan nyeri selama beraktivitas.
Kata dia, jika seseorang memiliki kaki rata kerap kali tidak akan menyebabkan cepat lelah atau sakit seperti yang kerap diyakini masyarakat selama kondisinya fleksibel dan tidak kaku. Jika ingin mengetahui telapak kaki normal atau tidak, jelasnya, dilihat dengan cara menjinjitkan kaki dan akan terlihat ada lengkungan yang muncul.
Baca Juga: Hasil Penelitian Beberkan Manfaat Jalan Kaki Pasca Makan Malam, Bagus Buat Gula Darah
“Selama dia kondisinya fleksibel, atau yang membedakan gampangnya, kalau terlihat kakinya ceper suruh jinjit aja, kalau jinjit dia bisa dan lengkungan yang muncul berarti dia itu fleksibel dan tidak membutuhkan penanganan apapun,” kata Deryl yang juga berpraktik di RS Universitas Indonesia.
