Network
HARIAN BOGOR RAYA - Penelitian terkait perjalanan ke tempat kerja dan kesehatan mental tidak menunjukkan adanya hubungan sebab dan akibat. Nampak kaitan antara perjalanan komuter lebih dari satu jam dengan kesehatan mental.
Kondisi perjalanan ke tempat kerja berimbas paling parah pada pria belum menikah yang bekerja lebih dari 52 jam dalam sepekan, serta tidak memiliki anak. Kemudian, bagi perempuan, lamanya waktu perjalanan yang lama paling berimbas pada kelompok pekerja shift dan yang memiliki anak.
"Hubungan antara waktu perjalanan yang lama dan gejala depresi yang memburuk juga ditemukan lebih kuat di kalangan pekerja berpenghasilan rendah," jelas peneliti, soal perjalanan ke tempat kerja dan kesehatan mental.
Baca Juga: Mengembangkan Kecerdasan Emosional (EQ) di Tempat Kerja Kunci Kesuksesan
Saat ini tidak sedikit pekerja yang setiap hari harus menempuh perjalanan panjang menuju tempat kerja. Sebagian dari orang-orang yang bekerja masuk kategori komuter, yaitu mereka yang harus pergi ke suatu kota untuk bekerja kemudian kembali ke kota asalnya untuk pulang.
Para pekerja biasanya menggunakan kendaraan umum maupun pribadi menuju tempat kerja. Mereka terjebak kemacetan, menghadapi kebisingan, dan terpapar polusi udara.
Selain kelelahan dan kejenuhan, perjalanan itu rupanya juga berimbas pada kesehatan mental. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Transport & Health menunjukkan efek perjalanan komuter terhadap kondisi depresi.
Baca Juga: Empat RSUD di Bogor Buka Pelayanan Khusus Caleg Depresi Jika Gagal di Pemilu 2024
Seperti dikutip dari laman WION News, Jumat, 23 Desember 2023, perjalanan komuter ke tempat kerja yang lebih lama telah dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang buruk. Kondisi itu termasuk kurang aktif secara fisik, minum lebih banyak alkohol, dan kurang tidur.
