Hamas Angkat Suara Soal Peringatan Relokasi dan Evakuasi Penduduk Gaza

14 Oktober 2023, 10:35 WIB
Ilustrasi konflik Israel-Palestina. /REUTERS/Amir Cohen.

HARIAN BOGOR RAYA - Peringatan relokasi dan evakuasi seluruh penduduk Gaza di utara Wadi Gaza, Palestina, merupakan usaha Israel demi menyiarkan dan menyebarkan propaganda palsu.

Israel bahkan sudah memutus jaringan listrik, air dan bahan bakar ke Gaza, Palestina. Semua itu menimbulkan bahaya besar dan memiliki potensi menyebabkan bencana kesehatan dan lingkungan yang parah. Demikian diungkap Kepala kantor media pemerintah Hamas, Salama Marouf.

Kemudian, kepala penasehat kepresidenan Brazil, Amorim sempat menyebut bahwa kunci penyelesaian konflik Israel dan Palestina adalah melanjutkan perundingan damai.

Baca Juga: Peran PBB Tidak Jelas, Ridwan Kamil Ungkap Solusi Konflik Israel Palestina Hingga Kondisi Masjid Syekh Ajlin

"Brazil siap berkoordinasi erat dengan China untuk bekerja sama meredakan situasi," kata Wang Wenbin mengutip Amorim.

 

Sumber Konflik Palestina dan Israel Saat Ini

Ilustrasi konflik Israel-Palestina. Pakar Hak Asasi Manusia PBB menyebut bahwa pemukiman Israel adalah kejahatan perang, berikut penjelasannya. Pixabay/Walkerssk

Sementara, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, mengutip Menteri Luar Negeri Wang Yi menyebut, ketidakadilan yang dialami rakyat di Palestina menjadi sumber konflik antara Palestina dan Israel saat ini.

"Direktur Wang Yi menekankan bahwa permasalahan Palestina adalah inti permasalahan Timur Tengah. Ia mengatakan inti permasalahannya adalah keadilan sudah terlalu lama tidak bisa dicapai oleh rakyat Palestina," kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, dilansir melalui Antara.

Pernyataan itu disampaikan Wang Yi, sekaligus anggota Politbiro Komite Sentral Partai Komunis China (PKC) dan Direktur Kantor Komisi Pusat Urusan Luar Negeri saat berbicara dengan kepala penasihat Kepresidenan Brazil Celso Luiz Nunes Amorim melalui sambungan telepon soal konflik Palestina-Israel pada 12 Oktober 2023.

Baca Juga: Meta Tegaskan Dukungan Terkait Kondisi Pembersihan Etnis Warga Sipil di Gaza Palestina

"Konflik yang terjadi saat ini kembali menunjukkan dengan cara yang sangat brutal bahwa solusi terhadap permasalahan Palestina terletak pada dimulainya kembali perundingan damai yang sejati sesegera mungkin dan mewujudkan hak-hak sah rakyat Palestina," ungkap Wang Wenbin.

Ia pun menyebut, China mengusulkan pelaksanaan konferensi perdamaian internasional dengan otoritas lebih besar secepat mungkin guna menggalang konsensus internasional lebih luas dengan 'solusi dua negara' sebagai landasannya," tambah Wang Wenbin.

PBB disebutnya punya tanggung jawab dan kewajiban guna memainkan perannya dalam permasalahan Palestina.

Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina Sempat Berakhir, Sejarah Awal Konflik Bikin Melek Sejarah

"China mendukung Dewan Keamanan PBB dalam mengadakan pertemuan darurat mengenai konflik Palestina-Israel. Pertemuan tersebut harus fokus pada masalah kemanusiaan, meminta adanya gencatan senjata, diakhirinya kekerasan dan perlindungan warga sipil, membentuk konsensus internasional yang mengikat dan mengambil tindakan nyata," ungkap Wang Wenbin.

Pada jangka waktu beberapa hari terakhir, Utusan Khusus Pemerintah China untuk Masalah Timur Tengah Zhai Jun sudah melaksanakan percakapan telepon dengan pejabat kementerian luar negeri Mesir, Palestina, Israel dan Arab Saudi guna mengkomunikasikan posisi China terhadap situasi saat ini dan secara aktif mempromosikan perdamaian.

"China akan terus bekerja sama dengan negara-negara kawasan dan komunitas internasional untuk mendorong gencatan senjata dan penghentian kekerasan, mencegah krisis kemanusiaan berskala besar, dan memainkan peran konstruktif dalam mewujudkan penyelesaian permasalahan Palestina yang komprehensif, adil dan tahan lama," tambah Wang Wenbin.

Baca Juga: Rekam Jejak Fesyen di Palestina, Tetap Berkarya dan Hasilkan Produk Meski Konflik Politik Dengan Israel

Sebelumnya Juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan di New York mengatakan para pejabat PBB di Gaza diberitahu oleh petugas penghubung mereka di militer Israel bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerukan evakuasi seluruh penduduk Gaza di utara Wadi Gaza untuk direlokasi ke Gaza selatan dalam waktu 24 jam ke depan.

Menurut Dujarric, PBB menganggap tidak mungkin evakuasi seperti itu terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang buruk karena jumlah seluruh penduduk Gaza di wilayah tersebut adalah 1,1 juta orang atau hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza.

"Kami mencatat pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Kami sangat sedih atas banyaknya korban sipil yang diakibatkan oleh konflik Palestina-Israel dan sangat prihatin atas kemungkinan meluasnya konflik tersebut. China menentang tindakan yang merugikan warga sipil dan melanggar hukum internasional," tambah Wang Wenbin.

Baca Juga: Kemenlu Minta Warga Negara Indonesia Segera Tinggalkan Palestina dan Israel

China disebutnya akan terus menjaga komunikasi dan koordinasi yang erat dengan pihak-pihak terkait dan melakukan upaya aktif untuk mendorong turunnya eskalasi, meredakan krisis kemanusiaan dan mengajak pihak-pihak terkait ke meja perundingan perdamaian sesegera mungkin.

Selain itu, Wang Wenbin juga menyebut China siap menjadi "juru damai" untuk mendorong para pihak terkait melakukan negosiasi.

Selama beberapa hari terakhir, Utusan Khusus China untuk Urusan Timur Tengah Zhai Jun telah melakukan percakapan telepon dengan pejabat kementerian luar negeri negara-negara Timur Tengah, termasuk Palestina, Israel, Mesir dan Arab Saudi, untuk membicarakan ketegangan yang terjadi antara Palestina dan Israel saat ini.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Desak Konflik Israel-Palestina Segera Diakhiri

"Utusan Khusus Zhai Jun menekankan selama panggilan telepon bahwa untuk mengakhiri siklus konflik antara Palestina dan Israel, kuncinya adalah kembali ke solusi dua negara sebagai dasar, memulihkan perundingan damai, mendirikan negara Palestina yang merdeka, hidup berdampingan secara damai antara Palestina dan Israel," jelas Wang Wenbin.

Komunitas internasional dinilai perlu mengambil tanggung jawab dan menciptakan kondisi untuk dimulainya kembali proses perdamaian.

"Prioritas utama adalah menjamin keselamatan warga sipil, membuka koridor bantuan dan menghindari krisis kemanusiaan yang parah di Gaza," kata Wang Wenbin.

Sejauh ini militer Israel belum mengeluarkan komentar resmi tentang peringatan evakuasi tersebut. Sebelumnya tank-tank Israel telah dikerahkan di dekat perbatasan Jalur Gaza.

Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina Meletus, Kemlu RI Desak Permintaan Penting

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin meminta agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dapat berperan lebih aktif dalam konflik Palestina-Israel pasca ancaman Israel di Jalur Gaza.

"China mendukung PBB dalam memainkan peran penting dalam menghindari eskalasi lebih lanjut serta menegakkan hukum kemanusiaan internasional. Kami menyerukan komunitas internasional untuk bekerja sama menghindari perluasan konflik dan bencana kemanusiaan yang serius," kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Jumat, 13 Oktober 2023.

Konflik antara Israel dan Palestina pecah setelah kelompok militan Palestina Hamas menyerang Israel dengan sedikitnya 5.000 roket hanya dalam waktu 20 menit pada 7 Oktober 2023 pagi waktu setempat.

Baca Juga: Warga Palestina Terluka, Israel Lakukan Serangan Udara di Jalur Gaza

Sebagai respon, Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas dan melakukan pembalasan dengan meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza. Ini merupakan deklarasi perang Israel pertama dalam 50 tahun terakhir, sejak Perang Yom Kippur pada 1973.

Angkatan Udara Israel (IAF) pada Kamis, 12 Oktober 2023 mengatakan bahwa mereka telah menjatuhkan sekitar 6.000 bom yang menargetkan Hamas di Gaza atau hampir menyamai jumlah bom yang digunakan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan dalam satu tahun.

Kementerian Kesehatan Palestina, berdasarkan data terakhir, menyebut jumlah korban tewas dari pihak Palestina menjadi 1.843 orang di Jalur Gaza sedangkan 44 orang tewas di Tepi Barat, sedangkan 7.138 orang terluka.

Baca Juga: Laga Tanding FIFA Match day Indonesia-Palestina Berakhir Imbang 0-0

Menurut data yang dihimpung United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) setidaknya korban jiwa dari pihak Israel mencapai 1.200 orang dan korban luka 3.192 orang.

OCHA juga mencatat, total pengungsi saat berjumlah 338.934 orang, lebih dari dua pertiganya berlindung di pos pengungsian United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA).***

 

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler