Ketahui Pengaruh Mikrobioma Usus dan Olahraga, Gaya Hidup Kurang Gerak Penyebab Kematian Nomor 4 di Dunia

- 1 April 2023, 20:09 WIB
ilustrasi olahraga.
ilustrasi olahraga. /pixabay/

Baca Juga: Deretan Zat Gizi Harus Dipenuhi Ibu Hamil, Apa Ibu Hamil Juga Harus Olahraga?

Tidak mengetahui faktor spesifik apa yang mungkin menjelaskan keinginan mereka untuk berolahraga, para ilmuwan juga mengumpulkan 10.500 poin data lain seperti sekuens genom lengkap untuk semua 199 tikus, spesies bakteri usus, dan metabolit yang ada dalam aliran darah setiap tikus. Ini menghasilkan hampir 2,1 juta total poin data.

Alih-alih mencoba memahami efek variabel satu per satu, para ilmuwan menggunakan pendekatan pembelajaran mesin di mana mereka memasukkan semua data ke dalam program komputer dan membiarkannya mengidentifikasi faktor paling penting yang menjelaskan daya tahan tikus berperforma tinggi.

"Ini jumlah data yang gila. Studi ini adalah contoh yang sangat bagus dari data besar yang bekerja dengan baik untuk menemukan sesuatu yang penting dan mendasar tentang mikrobiome," kata Matthew Raymond Olm, ahli mikrobiologi komputasi di Universitas Stanford.

Baca Juga: Olahraga Tumbuhkan Semangat Pantang Menyerah

Untuk mengkonfirmasi bahwa mikroba usus memang bertanggung jawab atas perbedaan yang diamati, para peneliti mengeliminasi bakteri usus tikus dengan memberikan antibiotik spektrum luas. Ini mengurangi daya tahan lari tikus berperforma tinggi sekitar setengahnya. Sebaliknya, ketika para ilmuwan mentransplantasikan mikrobiome dari tikus berperforma tinggi, itu meningkatkan kapasitas latihan tikus penerima.

Saraf sensorik yang tertanam di dinding usus, yang terhubung ke otak melalui tulang belakang.


Saraf melepaskan neurotransmitter yang disebut dopamin, yang kemudian mengaktifkan wilayah pengontrol motivasi di otak yang disebut striatum. Aktivitas yang memicu dopamin di striatum meningkatkan keinginan untuk berolahraga dengan memberikan perasaan puas.

Baca Juga: Muspika Ciomas dan Masyarakat Laksanakan Olahraga Bersama Senam Kebugaran SKJ 88

Tidak seperti tikus normal, kadar dopamin di striatum tikus yang kekurangan mikrobioma tidak meningkat setelah berolahraga. Ketika para ilmuwan memberi tikus obat penghambat dopamin, itu menekan keinginan mereka untuk berolahraga. Sebaliknya, mengaktifkan pensinyalan dopamin dengan menggunakan obat yang berbeda, memulihkan kapasitas untuk berolahraga pada tikus yang kekurangan mikrobioma.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x