Network
HARIAN BOGOR RAYA - Dengan mengonsumsi herbal, ada harapan kandungan metabolit sekunder pada tanaman bisa membantu tubuh mengenali patogen, termasuk polutan akibat efek buruk polusi udara pada tubuh yang masuk lewat saluran pernafasan.
Masih terkait efek buruk polusi udara pada tubuh, metabolit sekunder atau senyawa-senyawa bioaktif di dalam herbal, dinilai bisa menekan peradangan. Sehingga bermanfaat pada kondisi-kondisi asma atau penyakit peradangan lainnya.
"Nah, dengan herbal yang bersifat anti inflamasi atau anti peradangan akan mampu menekan peradangan yang dipicu oleh polutan-polutan udara," kata Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal), Dr. (Cand.), masih soal efek buruk polusi udara pada tubuh.
Beberapa tanaman herbal yang direkomendasikan seperti kunyit, habbatussauda, madu, dan ginseng. Habbatussauda, misalnya, sering dicampur dengan madu murni atau minyak zaitun.
Habbatussauda pun bisa dikombinasikan dengan berbagai ramuan herbal lainnya seperti jahe, kunyit, temulawak, cengkeh, dan lada hitam.
Sementara, dr. Inggrid menambahkan, dengan mengonsumsi herbal-herbal tersebut secara rutin, bahkan ketika dalam kondisi sehat, hal itu bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap polusi udara.
Baca Juga: Harus Tahu! Penanganan Kualitas Udara dan Polusi Udara Jangka Menengah Hingga Jangka Panjang
"Jadi, walaupun kita tidak sakit, kita masih dalam kondisi sehat, tetapi kalau kita konsumsi herbal tiap hari satu sampai dua kali sehari itu sebetulnya sangat amat membantu daya tahan tubuh kita, dan kalau masih sehat itu akan lebih bagus jika bervariasi," ucapnya.
