Saran Penting Bagi Orangtua Soal Pola Makan Teratur Pada Anak

- 2 November 2023, 13:42 WIB
Ilustrasi makanan
Ilustrasi makanan /pixabay/cattalin/

HARIAN BOGOR RAYA - Pola makan teratur perlu dipraktekkan saat anak harus diasuh orang lain selain orangtuanya. Setiap makan makanan harus ada komunikasi dan interaksi yang bisa meningkatkan bonding orangtua, khususnya ibu, kepada anaknya. Maka, anak terstimulasi dengan baik.

Perkenalan makanan pada anak pun harus didasari apa yang keluarga makan. Maka, anak tidak pilih-pilih makanan, tentunya dengan tekstur disesuaikan fase pertumbuhan. Makanan MPASI anak pun perlu bumbu-bumbu agar meningkatkan selera makannya.

Jika orangtua menemukan anak kesulitan mengenal makanan baru dan mengubah perilakunya, sebaiknya konsultasi ke psikiatri untuk diobservasi.

Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Desak Negara Muslim Stop Ekspor Minyak dan Makanan ke Israel

Lalu, selain mengatur jam makan yang baik, pola tidur anak perlu diperhatikan agar pertumbuhannya baik dan tidak terganggu. Terlalu banyak tidur siang bisa mengganggu jam makan dan utamakan tidur malam. Pasalnya, pada pukul 11 sampai 2 malam hormon pertumbuhan bekerja.

“Kalau jamnya makan, dibangunin. Sehingga dia nanti lama-lama bergeser tidurnya ke malam. Karena banyak sekali akhirnya tidurnya siangnya banyak, terus malamnya dia bergadang, nggak dapet tuh hormon pertumbuhannya nanti,” ucap Dokter bidang nutrisi dan penyakit metabolik ilmu kesehatan anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif

Bagi anak usia 0-2 tahun, idealnya jam 8 malam sudah masuk kamar dan siap tidur tanpa gadget demi dapatkan tidur yang nyenyak dimana jam hormon pertumbuhan bekerja.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Bisa Membuat Bahagia, Juga Bisa Bantu Lawan Depresi

Ia pun mengatakan, cara mengatasi anak yang susah makan adalah dengan memperbaiki pola jadwal makannya sejak masih ASI.

“Jadi anak itu ada lapar dan kenyang, itu yang kita betulkan. Dan begitu sudah diatasi itu, sudah bagus,” kata Damayanti dalam diskusi daring diikuti di Jakarta, Rabu.

Ia juga menjelaskan anak sulit makan ada beberapa macam, yaitu anak yang hanya mau makan makanan tertentu saja atau picky eater, dan ada juga yang selected eater yaitu tidak suka bentuk makanan apapun. Namun orang tua tetap harus memenuhi empat jenis makanan yaitu karbohidrat, sumber protein hewani, sayur dan buah.

Baca Juga: Rekomendasi Pasangan Makanan dalam Hidangan Atau Camilan Agar Dapat Manfaatnya

Damayanti mengatakan, sekitar 87 persen batita memiliki masalah sulit makan karena tidak mengetahui pola makan yang benar. Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan mengatur pola makan harus dilakukan sejak bayi masih mengonsumsi ASI dan melihat tanda lapar anak.

Seorang ibu perlu tahu kebiasaan lapar bayi yang biasanya berkisar 1,5 jam hingga 2 jam. Ibu yang responsif terhadap sinyal lapar anak, akan menciptakan hubungan yang kuat dan akan menumbuhkan perasaan kepercayaan dasar (basic trust) anak bahwa ada yang menyadari tanda laparnya.

Disitulah anak akan melihat keteraturan yang dibangun sang ibu dan menemukan pola lapar dan kenyangnya.

Baca Juga: Gapai Kesehatan Jantung, Perhatikan Tips Pilihan Makanan Hingga Olahraga Teratur

Hal ini juga berlaku ketika anak sudah memasuki masa MPASI atau makanan pendamping ASI. Idealnya pola makan anak yang memasuki MPASI adalah 3 kali makan utama, 2 kali cemilan dan 3 kali ASI.

“Nah di situ nanti dia melihat keteraturan. Nanti anaknya semakin besar, kan lambungnya juga semakin besar. Dia makan minumnya semakin cepat, ibunya juga semakin tahu, saat laparnya dia bisa minum ASI lebih banyak, sehingga laparnya lebih panjang, kalau itu tidak diperhatikan ya berantakan semua,” ucapnya.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah