Hal Penting Soal Pemeriksaan Gejala Kanker Prostat

- 20 Februari 2024, 16:19 WIB
Ilustrasi kanker prostat.
Ilustrasi kanker prostat. /Pixabay/Marijana

HARIAN BOGOR RAYA - Pemeriksaan soal kanker prostat bisa dilakukan dengan metode biopsi, colok dubur. Termasuk pemeriksaan PSA (antigen spesifik prostat), atau biopsi. Pasalnya, Anda perlu tahu cara mengetahui adanya kecurigaan soal kanker prostat. Atas dasar itu, ada saran agar melakukan screening. Utamanya pada pria di atas usia 50 tahun. 

“Paling mudah dengan pemeriksaan PSA, lewat laboratorium darah. Pemeriksaan ini tidak perlu persiapan apa-apa, misalnya puasa. Jadi bisa langsung dilakukan saat datang ke laboratorium. Dalam pemeriksaan PSA bisa mendeteksi lebih dini lagi, stadium satu,” ujar Dokter Urologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Agus Rizal AH Hamid, soal pemeriksaan kanker prostat.

Pengobatan yang paling optimal itu adalah dengan menemukan kanker prostat sedini mungkin melalui biopsi dan tindakan operasi pada stadium awal. Beragam terapi lainnya, seperti radioterapi, atau terapi hormonal, sesuai anjuran dokter juga dapat dilakukan untuk membantu memperpanjang hidup seseorang yang terkena kanker prostat.

Baca Juga: Kenali Tumor Padat Pada Anak Hingga Kanker

Sementara, kanker prostat adalah sebuah kondisi yang bisa timbul di kelenjar prostat, hanya ada pada laki-laki. Kelenjar ini sulit diperiksa. Pasalnya, letaknya berada di antara kandung kemih dan tempat keluarnya urin dan fungsinya berkaitan dengan proses reproduksi. Contohnya adalah pembentukan cairan ejakulasi sperma.

Ia pun menyebut soal pentingnya mendeteksi kanker prostat pada laki-laki sedini mungkin agar dapat segera diobati.

Gejala kanker prostat awalnya terlihat melalui adanya gangguan kemih, menyebabkan sering buang air kecil, urin berbeda dari biasanya, serta gangguan tidur lantaran sering terbangun untuk buang air kecil," kata Agus, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Risiko Kanker Paru-paru dan Pilihan Berhenti Merokok

“Jadi menyebabkan ada berbagai macam keluhan, misal buang air kecil jadi lamban, sering atau urinnya jadi berbeda, jadi merah, berbau beda dari biasanya. Gejala awal juga bisa dilihat kalau tidur suka terbangun untuk buang air kecil. Itu gejala yang cukup sering ditemukan,” katanya.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x