Ketahui Manfaat Pemeriksaan USG dan HSG

9 Juni 2023, 11:19 WIB
Ilustrasi rahim /Pixabay

HARIAN BOGOR RAYA - Pemeriksaan USG dapat menentukan ada tidaknya kelainan uterus (rahim), saluran telur, serta ovarium (indung telur). Salah satu yang sering ditemukan pada pemeriksaan USG adalah kista ovarium.

HSG dilakukan guna mengevaluasi kondisi rongga rahim dan saluran telur. Pemeriksaan pun mengungkapkan sejumlah kondisi, seperti penyumbatan saluran telur, pembengkakan saluran telur, ataupun kelainan bentuk rahim.

Pun proses histeroskopi menggunakan tabung fleksibel panjang (hysteroscope), melewati leher rahim guna mencapai ke dalam rongga rahim. Metode ini digunakan apabila didapatkan kecurigaan abnormalitas dalam rongga rahim dari hasil HSG ataupun USG, seperti mioma, polip, atau jaringan parut dalam rahim.

Baca Juga: Penting! Disfungsi Ereksi Ganggu Kesuburan Pria, Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan

Terakhir, laparoskopi yang dilakukan jika pemeriksaan sebelumnya menunjukkan kecurigaan kelainan pada organ tertentu atau jika penyebab gangguan kesuburan tidak dapat ditemukan. Masalah yang paling umum yang dapat diidentifikasi dengan laparoskopi adalah endometriosis, serta penyumbatan atau penyimpangan pada saluran tuba dan rahim.

Di sisi lain, pemeriksaan fertilitas pada pria umumnya meliputi pemeriksaan fisik, analisis sperma, pemeriksaan darah, pencitraan dan genetik.

Menurut Shanty, pemeriksaan fisik lengkap diperlukan jika memang tidak ada kondisi medis yang muncul. Struktur yang dievaluasi meliputi penis, skrotum, testis, epididimis, spermatic cord, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar Cowper’s.

Baca Juga: Beberapa Langkah Agar Perjalanan Medis ke Malaysia Bisa Optimal

Selanjutnya, analisis sperma yang merupakan pemeriksaan utama fertilitas pria untuk mengukur keberadaan gangguan produksi sperma atau kualitas sperma yang menyebabkan gangguan kesuburan.

"Parameter utama yang dilihat adalah konsentrasi, pergerakan (motilitas) sperma, dan morfologi sperma, selain dari parameter lainnya," kata Shanty.

Pemeriksaan lanjutnya, yakni mengukur kadar FSH dan testosteron dalam darah. Pada pria, FSH berperan dalam spermatogenesis (pembentukan sperma). Testosteron berperan dalam spermatogenesis dan stimulasi libido

Baca Juga: Soal Kualitas Sperma dan Gangguan Hormon Pada Pria, Ahli Bagikan Langkah Perbaikan

Berikutnya, ada pencitraan USG yang dapat digunakan untuk menemukan gejala gangguan kesuburan secara lebih mendalam. Bagi pria, USG testis atau buah zakar dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan kongenital dan kelainan obstruktif yang menghambat transportasi sperma.

USG testis merupakan pemeriksaan non-invasif awal. Pemeriksaan ini kerap dilakukan bersamaan dengan analisis sperma dan digunakan untuk mengetahui kelainan sistem reproduksi pria termasuk testis dan struktur ekstratestikuler seperti epididimis.

Terakhir, pemeriksaan genetik pada pria yang spermanya kurang serta tidak menunjukkan bukti adanya penyumbatan. Pengujian genetik dapat membantu mengidentifikasi fragmentasi DNA, kerusakan kromosom, atau kemungkinan penyakit genetik yang dapat diwariskan kepada keturunan nantinya.

Baca Juga: Pentingnya Aktivitas Fisik Bagi Kesehatan, Termasuk Orang Berisiko Genetik Tinggi

Shanty menambahkan, pasangan yang telah menikah satu tahun dan berhubungan teratur tanpa alat kontrasepsi tetapi belum juga dikaruniai keturunan dapat diindikasikan mengalami masalah kesuburan atau infertilitas.

Oleh karena itu, menurut dia, ketika persoalan ini mulai menghantui pasutri, tidak ada salahnya untuk segera melakukan pemeriksaan kesuburan.

Demikian penjelasan dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi dr Shanty Olivia Jasirwan mengingatkan, pemeriksaan kesuburan tidak hanya dilakukan wanita (istri) tetapi juga pria (suami) untuk mengevaluasi ada atau tidaknya gangguan kesuburan.

Baca Juga: Ketahui Bukti Tes Genetik Punya Dampak Signifikan

"Dari hasil pemeriksaan inilah dokter dapat menentukan terapi dan penanganan kesuburan yang sesuai dengan kondisi masing-masing pasangan," ujar dia yang berpraktik di RS Pondok Indah – IVF Centre, RS Pondok Indah – Puri Indah itu melalui keterangan tertulisnya, Kamis, 8 Juni 2023.

Adapun pemeriksaan fertilitas pada wanita terdiri atas pemeriksaan darah, ultrasonografi (USG), histerosalpingografi (HSG), histeroskopi dan laparoskopi.

Shanty menguraikan, pemeriksaan darah dilakukan guna mengetahui adanya ovulasi pada wanita, selain dari riwayat siklus menstruasinya. Tes ini berupa tes hormon progesteron dapat dilakukan pada hari tertentu dalam siklus menstruasi pasien.

Baca Juga: Ketahui Tata Laksana yang Baik Sejak Kecil Hingga Dewasa Bagi Pasien Talasemia

Tes hormon lainnya juga dapat dilakukan untuk melihat beberapa kandungan dalam darah, seperti Lutenizing Hormone (LH), Follicle Stimulating Hormone (FSH), prolaktin, dan estradiol yang juga berperan dalam proses reproduksi.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler